Jejaring sosial seolah menjadi raja di dunia maya dalam beberapa tahun terakhir. Seorang psikolog membeberkan teori mengapa jejaring sosial seperti Facebook, seperti Twitter, mampu meraup sukses fenomenal.
Menurut Jonah Berger, psikolog asal Amerika Serikat, Facebook maupun Twitter mampu membangkitkan emosi manusia seperti rasa bahagia atau bahkan kemarahan sehingga meningkatkan keinginan mereka untuk membagi perasaan tersebut kepada orang lain.
"Jika suatu hal membuat Anda marah, kemungkinan besar anda akan membaginya dengan keluarga atau teman-teman anda karena perasaan itu begitu menggebu-gebu," jelas Berger kepada Daily Mail, Jumat (2/7/2011).
Untuk menguji teorinya itu, Berger melakukan dua eksperimen berbeda. Pada ujicoba pertama, Berger fokus mengamati emosi spesifik, di mana sebanyak 93 siswa menyelesaikan tes yang diklaim untuk keperluan studi yang berbeda.
Pertama, siswa dibagi menjadi dua grup berbeda dan diajak menyaksikan video klip yang membuat mereka merasakan emosi tinggi seperti gelisah atau gembira, maupun emosi rendah seperti sedih atau puas.
Hasilnya, siswa-siswa yang merasakan emosi tinggi ternyata memiliki keinginan lebih tinggi untuk membagi perasaan mereka dengan orang lain.
Sementara, pada eksperimen kedua, siswa diajak menyaksikan video serta membaca artikel yang bersifat netral. Namun sebelumnya sebagian siswa diminta untuk lari di tempat selama sekira satu menit untuk meningkatkan emosi mereka. Sebagian lainnya diminta untuk duduk diam.
Peneliti kemudian menemukan bahwa siswa yang lari di tempat sebelum melakukan eksperimen kedua lebih ingin membagi artikel maupun video yang mereka nikmati kepada keluarga maupun teman-teman mereka.
